Gambiran – Ginjal punya peranan sangat besar dalam tubuh manusia, yaitu membersihkan limbah dalam darah, bila ginjal mengalami penurunan fungsi maka bisa berakibat fatal pada tubuh kita. Untuk itulah kita wajib menjaga kesehatan ginjal kita dengan perilaku hidup sehat. Hal ini disampaikan Samsul Hadi S. Kep. Ns Manajer Pelayanan Hemodialisa di RS Al Huda Genteng dalam kegiatan edukasi kesehatan ginjal memperingati hari ginjal sedunia / World Kidney Day (WKD) 14 Maret 2019 di RS Al Huda yang bertema Kidney Health for Everyone Everywhere” atau “ginjal sehat untuk setiap orang dimana saja”.
Samsul mengatakan “Selain membersihkan limbah dalam darah, fungsi utama ginjal lainnya yaitu menyeimbangkan cairan tubuh, memproduksi sel darah merah, mengatur tekanan darah, menyaring 120-150 liter darah per hari, dan mengaktifkan vitamin D untuk kesehatan tulang, serta gigi.” ungkapnya
Ditambahkan, bila fungsi ginjal menurun maka bisa mengakibatkan PGK (Penyakit Ginjal Kronis) yang ditandai dengan gejala tekanan darah tinggi atau hipertensi, perubahan frekuensi dan jumlah buang air kecil dalam sehari, adanya darah dalam urin/ air kemih, gangguan tidur, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, sulit konsentrasi, gatal, sesak, mual dan muntah, serta bengkak di bagian tubuh.” Jelasnya.
“Seorang yang terkena PKG, kehidupannya akan menurun drastis. mereka akan mengalami penurunan produktifitas. Hb (homoglobine) akan sering rendah, sering drop bahkan terkena komplikasi penyakit lain. Waktu terbuang seminggu dua kali untuk cuci darah/ Hemodialisa. Belum lagi faktor psikologi yang mendera mereka. Sangat komplek masalahnya.” Urainya.
PGK menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Perempuan lebih berisiko daripada laki-laki, dengan prevalensi rata-rata 14% pada perempuan dan 12% pada laki-laki. Namun jumlah perempuan yang menjalani dialisis lebih rendah dibanding laki-laki. “Setidaknya ada tiga alasan utama yaitu perkembangan PGK lebih lambat pada perempuan dibandingkan laki-laki, hambatan psiko-sosial ekonomi dan akses pelayanan yang tidak setara, sehingga menyebabkan keterlambatan penanganan PGK di kalangan perempuan.” Bebernya.
“PGK, walaupun merupakan penyakit berbahaya namun tidak menular, sehingga upaya preventive sangat diperlukan dalam menanggulangi bertambahnya jumlah penderita. Peningkatan pemahaman terhadap PGK melalui penyebaran informasi dan edukasi yang tepat mengenai kesehatan ginjal kepada masyarakat, memberikan edukasi perilaku hidup sehat dan rajin berolahraga. Dengan begitu diharapkan pemahaman mengenai PGK bisa ditingkatkan dan bisa menekan angka kejadian PGK.”pungkas Samsul. (rsah)