IHT GIZI DAN WORK SHOP UNTUK PRODUKTIFITAS KERJA

Gambiran- Kembali dalam rangka melaksanakan amanat undang-undang, Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja/ P2K3 RS Al Huda (RSAH) terus memantau dan menjaga kesehatan serta kebugaran para karyawan. Dimana sebelumnya telah menjalankan program senam rutin untuk meningkatkan performa kerja, kali ini dengan menggelar IHT gizi dan Work Shop untuk produktifitas kerja bagi seluruh karyawan (20/6) kemarin.

dr Indiati, MMRS Direktur RSAH yang juga ketua Panitia Pembina Keselamatan dan kesehatan Kerja (P2K3) RSAH saat membuka IHT dan Work Shop mengungkapkan “Tidak dipungkiri, karyawan merupakan ujung tombak dari kesuksesan sebuah perusahaan. Sebagus apapun manajemennya, apabila tidak ditunjang dengan karyawan yang berkinerja baik, maka hasilnya tidak akan maksimal. Karyawan berkinerja baik dengan produktivitas kerja tinggi dipengaruhi oleh asupan gizi yang baik pula,” ungkapnya.

Dijelaskan bila seorang karyawan memiliki angka kecukupan gizi yang kurang maka daya tahan tubuh dan fisiknya juga rendah, gampang sakit sehingga hasil kerja tidak maksimal, sebaliknya bila angka kecukupan gizi berlebih juga menyebabkan peningkatan berat badan berlebih, overweight bahkan sampai dengan obesitas juga sangat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. “Jadi dengan memahami asupan gizi yang seimbang maka tubuh akan sehat sehingga produktivitas kerja tinggi” ujar Indie.

Sementara itu Rhiena Dewi Lestari, S. Gz Kepala Instalasi Gizi RSAH sekaligus pemateri IHT dan Work Shop menyampaikan, “Masalah gizi tenaga kerja Indonesia ada empat hal yaitu kurang energi, anemia, defisiensi vitamin dan obesitas. “Kurangnya karbohidrat, lemak dan Protein menyebabkan kurang energy sehingga tubuh menjadi lemah, letih, lesu, kurang bergairah dan tidak semangat sedangkan anemia atau kurangnya kadar zat besi dalam tubuh membuat kadar oksigen dalam darah berkurang, hal ini bisa menurunkan kekebalan tubuh dan mudah terserang penyakit,” jlentreh Rhiena

Sedangkan untuk Defisiensi Vitamin khususnya vitamin B1/ Tiamin yang berguna untuk merubah karbohidrat menjadi energi membuat asupan energy untuk otak dan system saraf akan terganggu. Sedangkan obesitas merupakan kelebihan lemak dalam tubuh yang terakumulasi, yang menimbulkan masalah kesehatan dan dapat menurunkan harapan hidup,” bebernya.

Acara IHT dan Work Shop diawali dengan pengukuran tinggi dan berat badan selanjutnya pengukuran lingkar pinggang dan lingkar perut badan masing-masing karyawan untuk menentukan IMT/ indek massa tubuh. “Setelah IMT ditemukan dengan hasil kurus, normal, gemuk dan obesitas maka selanjutnya dapat ditentukan terapi kebutuhan asupan gizi tubuh untuk masing-masing kondisi tersebut,”imbuhnya

“Cara menghitung angka kebutuhan gizi tubuh dan penurunan kalori untuk penurunan berat badan juga dijelaskan ke peserta agar semua karyawan dapat memahami kebutuhan asupan gizi masing-masing sehingga bisa menentukan jenis dan banyaknya makanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan asupan gizinya,” tambahnya.

Ditempat terpisah Budi Hartono, S. Kep. Ns Ahli K3 Umum RSAH yang juga menjabat Sekretaris Panitia Pembina Keselamatan dan kesehatan Kerja (P2K3) RSAH mengatakan, “Dengan memahami asupan gizi yang cukup dan seimbang dan menjalankanya dengan penuh komitmen, ditunjang dengan aktivitas olah raga rutin maka tubuh menjadi sehat,” cakapnya

Dengan begitu karyawan menjadi sehat, merasa nyaman, bahagia dan selalu siap serta fokus dalam melaksanakan tugasnya memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada masyarakat, berbasis peningkatan mutu dan keselamatan pasien.” Pungkasnya.

Workshop: Ukur tekanan darah, timbang berat badan dan tinggi badan untuk tentukan Indek Masa Tubuh

Post Author: RSAH

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *