Gambiran – Data dari Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, menyebutkan bahwa per tanggal 12 Februari 2020, sudah ada 6.639 kasus demam berdarah dengue (DBD) dengan 49 kematian di seluruh Indonesia. Hal ini perlu menjadi perhatian dan kewaspadaan masyarakat agar tidak terjangkit penyakit ini. Demikian ungkap Dr Suryadinata Manajer Pelayanan Medis RS Al Huda (RSAH)
Dijelaskan, “Penegakkan diganosa DBD perlu cepat sehingga dengan penanganan yang tepat akan sangat membantu dalam proses penyembuhan, namun bila terlambat penanganan dapat mengakibatkan Dengue Shock Syndrome (DSS) yaitu sindrome yang diakibatkan virus dengue dan bisa berakibat dengan kematian”. Jelas Surya.
“DSS atau DBD yang parah, biasanya ditandai dengan kondisi pasien yang tiba-tiba memburuk setelah beberapa hari demam, diawali dengan turunnya suhu tubuh, kemudian muncul bintik-bintik kecil merah darah pada kulit(petechiae) dan bercak darah lebih besar di bawah kulit (ekimosis) diikuti oleh tanda-tanda kegagalan peredaran darah, sehingga pasien dapat dengan cepat mengalami kondisi syok kritis atau tidak sadar”, bebernya
“Untuk itu masyarakat diminta selalu waspada namun tidak perlu panik. Bila terserang demam dengan disertai gejala sakit kepala, nyeri di belakang mata, nyeri otot, nyeri tulang, ruam (bercak merah) di kulit, serta ada tanda pendarahan seperti, timbul mimisan, kita harus lebih waspada”, ujarnya.
“Kata kuncinya adalah demam tinggi yang muncul tiba-tiba, disertai keluhan minimal dua gejala, maka perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan apakah itu demam berdarah atau bukan,” tegas Surya.
Di RSAH selama ini sudah tersedia pemeriksaan khusus yang mampu dengan cepat mendeteksi Demam Berdarah sejak hari pertama seorang pasien demam atau terinfeksi. “Dengan begitu pasien bisa segera tertangani dengan cepat dan tepat. sehingga akan mengurangi risiko komplikasi yang dapat berakibat fatal”.
“Pemeriksaan yang sensitivitasnya cukup tinggi dan efektif ini, bisa dilayani 24 jam di Laboratorium RS Al Huda dan hasilnya dapat ditunggu 30 menit selesai.” Tambahnya
“Yang mempersulit, gejala spesifik infeksi ini hampir tidak ada. Manifestasi klinis yang bervariasi membuat semakin sulitnya melakukan penegakan diagnosa cepat terhadap penyakit ini” jelas dokter lulusan FK Udayana ini.
“Dan dengan adanya pemeriksaan cepat terhadap infeksi virus dengue di RS Al Huda, diharapkan bisa mengurangi satu masalah tentang rumitnya deteksi dini terhadap penyakit ini” imbuhnya.
Kendati begitu, lanjut dia, ketika curiga terserang DBD, hal yang harus dilakukan adalah minum sebanyak-banyaknya. Ini penting untuk mengatasi fase kritis, yaitu saat terjadinya kebocoran plasma pada sel pembuluh darah yang bisa berakibat fatal.
“Sebaiknya, jika dalam waktu 3 hari demam tidak turun atau malah naik, dan atau jika tidak bisa minum atau muntah terus menerus, harus segera dirawat di rumah sakit. Agar penderita bisa diobservasi, diterapi, dan terhindar dari kondisi yang fatal” pungkasnya.(rsah)Cepat Deteksi DB; Laboratorium RS Al Huda siap layani deteksi dini DB sejak hari pertama demam