BANYUWANGI – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) naik signifikan di Banyuwangi dalam beberapa waktu terakhir. Untuk turunkan risiko komplikasi, Rumah Sakit Al Huda Banyuwangi menyediakan pemeriksaan Laboratorium antigen non struktural-1 dengue (NS1), sebagai salah satu uji diagnostik untuk deteksi dini DBD.
Menurut dr. Farah Qurrota A’yun staff medis RS Al Huda (RSAH), deteksi dini DBD dapat membantu mencegah penderita berada pada kondisi kritis, karena terapi dapat segera diberikan sesuai dengan hasil pemeriksaan. Penundaan terapi pada DBD dapat meningkatkan risiko komplikasi yang bisa berakibat fatal.
“Bila mengalami demam disertai gejala nyeri kepala, nyeri di belakang mata (retroorbita), nyeri otot, nyeri tulang, ruam (bercak merah) di kulit, dan ada tanda pendarahan seperti, timbul mimisan, kita patut waspada”, ujarnya.
Kata kuncinya, kata dia, adalah demam tinggi yang muncul tiba-tiba, disertai keluhan minimal dua gejala, maka perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium NS1 untuk memastikan apakah itu demam berdarah atau bukan.
Dia menambahkan, pemeriksaan dengan sensitivitas dan spesifitas tinggi ini, bisa dilayani 24 jam di Laboratorium RS Al Huda dan hasilnya dapat ditunggu 30 menit.
“Diharapkan pemeriksaan ini bisa mengurangi satu masalah tentang rumitnya deteksi dini terhadap penyakit DBD,” imbuhnya.
Hal yang harus dilakukan pertama saat curiga terkena DBD, kata dia, adalah minum sebanyak-banyaknya, dan segera berobat ke fasilitas kesehatan. Ini penting untuk mengatasi fase kritis, yaitu saat terjadinya kebocoran plasma pada sel pembuluh darah yang dapat berakibat terjadinya penurunan tekanan darah yang drastis.
“Jika dalam waktu 3 hari demam tidak turun atau malah naik, serta tidak bisa minum atau muntah terus menerus, segera bawa ke rumah sakit Al Huda. Agar penderita bisa diobservasi, diterapi, dan terhindar dari kondisi yang fatal,” tegasnya (hud)