BANYUWANGI – RS Al Huda (RSAH) always update dan upgrade pengembangan dan peningkatan kualitas SDM, yaitu dengan mengirimkan petugas untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan serta mentransfernya kepada petugas lain setelah selesai pelatihan.
“Ini merupakan bentuk dukungan penuh RS Al Huda dalam pengembangan kualitas SDM agar tercipta SDM yang berkualitas, profesional, dan berbudaya,” ujar dr Indiati, MMRS, Direktur RS Al Huda dala kegiatan sosialisasi dan workshop Triase And Mechanical Ventilation dengan pembicara staf medis RS Al Huda dr. Medo Kurniawan.
Sosialisasi dan workshop tersebut disampaikan kepada seluruh dokter umum, perawat IGD, perawat ICU dan perawat supervisor, Kamis (26/10) kemarin.
Dalam kesempatan tersebut, Medo menyampaikan, Triase adalah suatu proses dalam menentukan pasien mana yang akan mendapat penanganan lebih dulu di ruang Instalasi Gawat Darurat rumah sakit, berdasarkan kondisi dan tingkat kegawatdaruratan pasien.
“Pasien kritis yang memiliki kemungkinan besar dapat meninggal dunia bila tidak segera ditangani akan diutamakan terlebih dahulu penanganannya, seperti pasien yang terkena serangan jantung, kesulitan nafas, cedera kepala berat, atau pendarahan yang luar biasa serius,” paparnya.
Selanjutnya, kata dia, pada pasien dengan kondisi stabil namun dapat mengalami penurunan dan memburuk dengan cepat, serta berpotensi menimbulkan kecacatan atau kerusakan organ menjadi prioritas kedua. “Seperti pada pasien luka bakar derajat tinggi, pasien patah tulang di beberapa tempat karena jatuh dari ketinggian, ataupun trauma kepala ringan,” ungkapnya.
Kemudian, masih menurut dia, pada pasien yang mengalami cedera dan masih sadar serta dapat berjalan seperti biasanya akan segera mendapatkan penanganan setelah tenaga medis selesai menangani pasien yang lebih darurat. “Misalnya pasien yang mengalami luka bakar derajat ringan, patah tulang ringan ataupun luka ringan,” tegasnya.
Sepintas sepertinya ada kesan menunda atau mendahulukan pasien lain, namun sebenarnya hal tersebut dilakukan demi penyelamatan jiwa pasien yang sangat membutuhkan.
Perlu diingat, kata dia, sejatinya tenaga medis pasti akan berusaha untuk menangani pasien secepat mungkin tanpa harus membiarkan pasien IGD menunggu. (hud)